SEKILAS INFO
  • 4 tahun yang lalu / Infak Keluarga Besar SMK Muh. Bligo 5.000.000
  • 4 tahun yang lalu / Infak SMK Muhammadiyah Karanganyar 693.000
  • 4 tahun yang lalu / Infak Peduli Banjir Jabodetabek Sutiknyo 50.000
WAKTU :

Ibarat Sudah Jatuh Tertimpa Tangga, Lazismu Pekalongan Bantu PMT Pasien TB MDR

Terbit 24 Desember 2020 | Oleh : Muhammad Dwi Fakhrudin | Kategori : Berita
Ibarat Sudah Jatuh Tertimpa Tangga, Lazismu Pekalongan Bantu PMT Pasien TB MDR

PEKALONGAN – Melihat kondisi proses pengobatan pasien Multi Drug Resistant Tuberculosis (TB MDR) yang memunculkan efek samping mual, muntah, pusing, badan semakin kurus dan sulit beraktifitas, Lazismu Pekalongan bersama Lembaga Peduli Tuberculosis MDR Aisyiyah menyalurkan bantuan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) rutin setiap bulan.
Direktur Lazismu Pekalongan, Ir. Akhmad Zaeni, menggambarkan pasien-pasien TB MDR ibarat sudah jatuh tertimpa tangga pula, karena begitu mereka terjangkit, perawatan atau pengobatan pasiennya harus menggunakan obat yang tidak sembarangan, pasien harus meminum obat dengan jumlah obat yang banyak, lebih dari 12 jenis obat, meminumnya harus di puskesmas tidak boleh dibawa pulang, dan obat tersebut menimbulkan efek samping yang dapat mengganggu aktifitas pasien karena merasakan mual, pusing, bahkan pendengarannya terganggu.
Zaeni juga menjelaskan bahwa pemberian PMT TB MDR sudah masuk dalam program pendayagunaan dan penyaluran Lazismu Pekalongan tahun 2020 pada pilar kesehatan, yaitu program Timbang (Tingkatkan Kemampuan Gizi Seimbang) yang pelaksanaannya dikolaborasikan dengan TB Care Aisyiyah. Sampai saat ini, Lazismu Pekalongan sudah rutin mentasharufkan 12 paket PMT setiap bulan, dengan nilai paket 270.000 per paket untuk setiap pasien atau total mencapai 3 juta lebih setiap bulannya sesuai dengan permintaan dari Lembaga Peduli TB MDR Aisyiyah.


Salah satu pasien TB MDR, Mustajab, 45 tahun, menyampaikan dirinya sudah melakukan pengobatan selama 9 bulan lebih, bahkan ada temannya yang sesama pasien TB MDR pengobatannya sampai 2 tahun. Mustajab mengaku belum bisa beraktifitas kerja seperti biasanya. Namun dirinya dimotivasi kader-kader peduli TB MDR agar tidak berhenti melakukan pengobatan. “Nek bar nguntal pil rasane mual-mual, pengen muntah, tak nggo turu tok wes (Kalau habis minum obat, rasanya mual-mual, ingin muntah, jadi dipakai untuk tidur saja)”, tutur Mustajab. Mustajab tetap bersyukur terhadap kondisi yang dialaminya dan berharap bisa segera sembuh. Dirinya mengaku para tetangga tidak mengucilkannya, hanya sempat di awal-awal teman-temannya takut mau menjenguk. Mustajab juga mengaku bingung bisa tertular penyakit TB MDR dari mana, dari tempat kerja atau yang lain, tetapi dirinya mengaku memang termasuk perokok pasif apalagi saat kumpul dengan teman-temannya. Mustajab mengaku teridentifikasi TB MDR dan pertama kali melakukan pengobatan pada bulan November 2019 silam. (Fakhrudin)

SebelumnyaPenyerahan 1230 Kaleng Rendangmu Secara Simbolis Kepada Para Mudhohi SesudahnyaLazismu Pekalongan Raih Penghargaan

Berita Lainnya

0 Komentar

Hubungi kami
Butuh Bantuan?
Assalamu'alaikum, Ada yang bisa kami bantu ?
Powered by